Judul Buku : Marmut Merah Jambu
Pengarang : Raditya Dika
Penerbit : Bukune
Tanggal Penerbitan : 17 Mei 2010
Bahasa : Indonesia
Tebal Buku : 218 Halaman
Harga Buku : Rp. 39.500
PERJUANGAN CINTA
Momennya lagi pas banget, piker gue. Seperti yang Ara tadi anjurkan rajin lewat dalam telepon, ini adalah saatnya gue bilang ke Ina kalau gue sangat menikmati malam ini.
“Tau ga sih, gembira Na”, kata gue. Haha sambil menyetir. “gue seneng banget hari ini”. “Seneng kenapa?” Tanya Ina.
“Seneng, soalnya”, kata lembek gue, kamu berhenti bicara sebentar dan menengok ke kiri untuk melihat muka Ina. Gubrak Gue masang muka sok ganteng. Gue natap mukanya dengan jelas, memasang rendah mata nanar, berkata dengan sungguh-sungguh, “Seneng…soalnya…”.
“AWWAAS!!! Jerit Ina memecahkan suasana.
BRAKK !! Mobil gue naik ke atas trotoar. Mobil melaju kencang dan di depan ada pohon gede. Ina ngejerit, “Itu pohon! ITU ADA POHON GOBLOK!”..
Marmut merah jamu adalah buku kelima dari Raditya Dika yang sudah resmi ada di toko buku seluruh Indonesia. Jika kalian berekspetasi untuk bisa tertawa ngakak dengan perut kaku sampai guling-guling, hal itu tidak akan kalian dapatkan, karena 13 chapter dalam buku ini secara garis besar membahas tentang cinta, walau ada beberapa chapter dengan tema lain. Semua tentang cinta, mulai dari indahnya saat-saat PDKT , cinta yang diam-diam, saat cinta ditolak, bahkan ada juga chapter tentang naksir seorang teman chatting dalam chapter Cinta diatas Sepotong Chatting
Buku ini secara keseluruhan cukup menarik, dan pembahasan tentang cintanya sangat mengena sekali, especially orang yang jatuh cinta diam-diam yang menggambarkan gimana seseorang yang mencintai seseorang tapi takut untuk mengungkapkannya. Yang mungkin hal tersebut pernah dirasakan oleh hampir semua orang. Gaya bahasa dan penggunaan kata yang digunakan pengarang juga sangat mengena, membuat pembacanya seperti benar-benar menyaksikan langsung adegan-adegan yang ada di buku. Alurnya mudah diikuti. Bahkan, bisa ikut merasakan gimana rasanya patah hati waktu baca cerita tentang pengarang yang cintanya bertepuk sebelah tangan, pengarang yang memilih untuk merelakan orang yang dicintainya dan cuma bisa berdoa semoga orang itu dapat yang terbaik
Secara keseluruhan buku ini layak dibaca untuk kalangan remaja, kita bisa mengerti dan merasakan cinta, karena cinta membutuhkan konsekuensi.